Book Review: The Thief Lord (Herr Der Diebe) karya Cornelia Funke

**  This post may contain spoilers **




Apa yang akan dilakukan seorang kakak jika sang adik yang sangat disayangi diambil paksa dan dipisahkan darinya? Prosper, seorang bocah lelaki berusia tiga belas mengajak adiknya yang berusia lima tahun, Boniface untuk kabur ke Venesia, Italia sepeninggal ibu mereka. Sebuah kota terapung yang berhasil memikat Prosper dan Bo melalui cerita – cerita mendiang sang ibu. Disanalah dua bersaudara itu mengalami kejadian menarik dan berbagai petualangan seru.

Prosper nekat membawa pergi adiknya karena ia tak ingin dipisahkan dari Bo, yang saat itu dirawat paman dan bibi mereka. Gambaran – gambaran ibunya tentang Venesia yang begitu indah membuat Prosper yakin bahwa hidup mereka akan lebih baik disana, dan mereka akan selalu bersama. Namun nyatanya, Venesia tak selalu indah, apalagi saat itu musim dingin dan mereka adalah anak – anak tanpa orang tua. Prosper yang hampir menyerah karena adiknya mulai sakit - sakitan ditemukan oleh seorang bocah lelaki seusianya yang menyebut dirinya “Pangeran Pencuri”. Ia muncul didepan Prosper dan Bo dengan jubah hitam panjang dan sebuah topeng dokter berhidung lancip.

 Scipio (nama asli bocah itu) membawa mereka ke sebuah gedung bioskop tua tempat anak -  anak yatim piatu lain tinggal bersama. Ada Riccio, anak lelaki berambut jabrik, gadis kecil berkepang yang memanggil dirinya “Tawon”(setidaknya begitu terjemahan bahasa Indonesianya) dan Mosca, anak lelaki berkulit hitam yang tinggi besar dan suka mengutak-atik mesin. Mereka hidup dari menjual hasil “curian” Scipio ke seorang penjual barang antik, Barbarossa. Prosper dan Bo juga bertemu Victor Getz, seorang detektif penyuka kura – kura yang disewa paman dan bibinya untuk mencari mereka; Ida Spavento, seorang fotografer nyentrik yang sangat ramah; dan seorang Conte dan Contessa misterius pemilik komedi putar ajaib yang mampu mengubah seseorang  menjadi lebih tua atau lebih muda.

Komedi putar sang Conte itulah yang kemudian menjadi pusat cerita di buku ini. Keinginan anak – anak untuk menjadi dewasa, agar tidak lagi diremehkan, diabaikan dan tampak tidak berdaya. Scipio, yang awalnya mengaku sebagai anak yatim piatu, ternyata merupakan anak seorang dokter kaya raya, namun ia tidak bahagia karena terus dikekang oleh sang ayah. Scipio ingin menaiki komedi putar sang Conte supaya bisa bebas dari sang ayah yang disiplin namun acuh padanya. Prosper juga ingin naik wahana itu agar ia tampak lebih dewasa agar dapat melindungi dan terus bersama adiknya.

Buku karya Cornelia Funke ini saya baca ketika awal masuk SMA. The Thief Lord sukses membuat saya ingin mengunjungi Venesia. Saya senang membayangkan setiap sudut kota Venesia yang digambarkan dengan apik oleh Funke di buku ini. Buku ini juga menggambarkan bagaimana dunia dimata anak – anak; indah, menyenangkan namun kadang tampak besar dan menakutkan. 

The Thief Lord sudah diadaptasi menjadi sebuah film yang rilis pada tahun 2006 dengan judul sama. Dibintangi oleh Aaron Taylor – Johnson (pemeran Quicksilver di Marvel Cinematic Universe) sebagai Prosper. Saya sudah menonton filmnya dan hampir 85 persen cerita film sama seperti buku. Saya pribadi lebih suka membaca bukunya, karena terdapat detil – detil yang menggambarkan Venesia serta deskripsi tentang perasaan para tokohnya. Akan tetapi, melalui filmnya, bayangan – bayangan saya mengenai tokoh – tokoh di buku ini menjadi hidup. 

Cornelia Funke dan para aktor film The Thief Lord

Bagaimana dengan akhir ceritanya? Bisa dibilang, Prosper dan Bo menemukan “rumah” yang nyaman bagi mereka. Bukan hanya menemukan tempat tinggal, kedua bersaudara itu akhirnya bisa merasakan kembali hangatnya keluarga dan indahnya kota kecintaan ibu mereka.

Komentar

  1. Noov kamu baca itu? Udah berapa buku yg kamu baca? Buku fiksi gitu.. Wow.. Luar biasa kamu. It's not easy, reviewing this thing. I myself gak akan tahan baca buku kayak gitu. Luar biasa kamu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo fiksi aku baca random Can. Lumayan banyak sih, tapi udah jarang. Cerita di buku ini yang paling berkesan dan masih aku inget sampe sekarang. Ini buku anak-anak sebenernya, tapi agak tebal. Bahasanya simple dan deskriptif jadi aku suka. Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. :)

      Hapus
  2. sangat representatif dlm memahami seluruh isi bukunya, thanks for the review.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas Said. Buku ini berkesan banget buatku mas, jadi aku hafal garis besar ceritanya. Terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
  3. Nice review mbak novaa.. Dari awal cerita sampai ending digambarkan dengan padat dan tak bertele-tele. Dari tulisanmu saya cukup bisa membayangkan jalan ceritanya, dan sekarang saya jadi ingin baca bukunya. Kapan-kapan pinjem yaa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak sudah mampir dan membaca :) Aku cari dulu ya mbak bukunya, sepertinya ketlisut hehe

      Hapus
  4. Hai nov... Perstopol, congratulations, akhirnya kamu menulis!!!!! Hehe I'm so happy pas kamu akhirnya mau nulis lagi... That's a good review nov... Cuman saran aja, mungkin kalo review buku ato film, biar lebih greget, selain detail kejadian ato alur, kamu bisa lebih menonjolkan konfliknya... Aku personally penasaran sama komedi putar yang jadi pusat cerita... Why is that so important buat anak2 itu... Dan aku juga penasaran sama endingnya... Btw pas baca review ini tiba-tiba keinget Oliver twist hehe...
    But overall keren nov...
    Ditunggu review dan tulisan lainnya... Well done !!!!!!!! 🙌🙌🙌

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Man :) makasih motivasinya, akhirnya aku berani publish tulisanku hehe thank you buat sarannya. Aku juga merasa ada yang kurang tapi nggak tau apaan. Thanks for pointing it out.. ada Oliver Twist vibe ya? Mungkin karena ini novel petualangan anak-anak ya? Memang buku ini seru Man 🙌

      Hapus
  5. Mba, keren. Coba sampen nulis kisah fiksi milik sampen sendiri deh. Keren pasti❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh, aku belum bisa se-kreatif Mrs. Funke kayaknya Mbak hehe.. but thanks for reading :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Gifted (2017)

What Happened to Monday? (2017) - Synopsis and Review

The Haunting of Hill House (2018)