What Happened to Monday? (2017) - Synopsis and Review



https://i.pinimg.com/474x/1c/f6/10/1cf610df893a2366d70df477e0bcd963.jpg
Source: Google
Kalau mendengar kata Monday atau hari Senin, pasti mood kita langsung berubah. Ya, awal minggu memang sering kali terasa berat dijalani. Tapi jika kita berusaha membersarkan hati dan menjalaninya dengan happy, pasti tidak terasa berat. Nah, film yang baru saja saya tonton semalam berhubungan dengan hari – hari dalam satu minggu. Namun film ini tidak terfokus pada hari, tetapi pada wanita kembar tujuh. Lho kok?

Pada tahun 2020, dunia mengalami kekurangan sumber pangan akibat populasi manusia di dunia yang semakin hari semakin banyak jumlahnya. Tidak cukup sumber pangan untuk populasi yang banyak, ditambah lagi dengan cuaca ekstrim di seluruh penjuru dunia. Namun, para imuwan berhasil menemukan cara untuk memodifikasi  tanaman agar dapat tumbuh subur kembali di tanah – tanah di seluruh dunia. Lantas, apa masalahnya? Seiring dengan kesuburan tanah – tanah di dunia yang kembali menghasilkan sumber pangan, penduduk dunia juga semakin “subur”. Banyak pasangan – pasangan yang dikaruniai anak yang jumlahnya lebih dari satu. Kelahiran anak kembar pun semakin banyak, dan jumlahnya bisa lebih dari dua. Terjadilah overpopulasi yang lebih parah.

Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan “Satu Anak Cukup” (bukan Dua Anak Cukup, seperti iklan keluarga berencana hehe ). Kebijakan ini disebut dengan “Child Allocation Act” yang dikepalai oleh Dr. Nicolette Cayman (Glen Close). Bagian paling kejamnya adalah, bila orang tua kedapatan memiliki anak lebih dari satu, maka anak kedua, ketiga dan seterusnya, akan diambil oleh Child Allocation Bureau dan dimasukkan ke cryosleep, sebuah alat yang akan membuat saudara  - saudara “ilegal” tersebut tidur untuk dibangunkan kembali saat angka populasi menurun. Jumlah penduduk sangat dipantau oleh biro tersebut. Ada tempat – tempat inspeksi di berbagai sudut dan semua penduduk harus menggunakan gelang identitas yang menunjukkan bahwa mereka adalah anak satu – satunya.

Seorang wanita bernama Karen Settman suatu hari melahirkan tujuh orang bayi kembar. Semuanya perempuan dan identik. Karen meninggal setelah melahirkan putri – putrinya, tanpa diketahui siapa ayah bayi – bayi tersebut. Ayah Karen, Terrence Settman (Willem Dafoe) meminta dokter yang membantu persalinan Karen untuk merahasiakan kelahiran cucu – cucunya. Terrence memberi nama ketujuh cucunya sesuai nama hari dalam satu minggu: Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday dan Sunday (diperankan oleh Noomi Rapace). Sang kakek membesarkan ketujuh cucunya secara rahasia di apartemen miliknya. Ia memodifikasi apartemennya agar mereka semua dapat tinggal disana.

Terrence melatih dan mengajari cucu – cucunya agar dapat bertahan hidup. Ketujuh cucunya punya kepribadian yang berbeda – beda: Sunday yang perhatian dan optimis, Monday yang perfeksionis, Tuesday yang sweet namun seorang pecandu, Wednesday yang tomboy, Thursday yang pemberontak namun berjiwa pemimpin, Friday yang cerdas namun rapuh, dan Saturday yang flirty dan pecandu alkohol. Mereka bebas mengekspresikan dirinya di dalam apartemen. Namun di luar apartemen mereka hanya boleh menggunakan satu identitas, dengan nama Karen Settman, diambil dari nama ibu mereka. Setiap anak akan keluar bergantian sesuai dengan nama mereka. Monday akan keluar hari Senin, Tuesday hari Selasa, dan seterusnya. Gelang mereka dimodifikasi oleh sang kakek agar dapat merekam kejadian yang disaksikan setiap Karen ada hari itu. Pada malam hari, mereka semua akan melihat rekaman tersebut dan dari apa yang mereka lihat, berdiskusi untuk menemukan cara agar mereka bisa tetap bertahan hidup.

Terrence juga menentukan profesi apa yang cocok dijalani Karen Settman, yang disesuaikan dengan kemampuan ketujuh gadis tersebut. Pada usia 30 tahun, Karen Settman adalah seorang pegawai bank yang akan segera naik pangkat. Setiap hari, ketujuh wanita itu akan memoles wajah dan penampilannya dengan cara yang sama agar selalu terlihat seperti Karen Settman, sebelum mereka keluar rumah.

Pada hari Senin, ketika giliran Monday untuk keluar, malam harinya ia tidak pulang kerumah. Saudari – saudarinya kebingungan mencari Monday. Mereka berusaha melacak keberadaan Monday, tetapi ia tidak dapat ditemukan. Mereka ketakutan memikirkan kemungkinan Monday ditangkap dan dibawa ke Bureau. Keesokan harinya, mereka mengirim Tuesday untuk berangkat ke kantor Karen Settman untuk menyelidiki hilangnya Monday. Namun, saat sedang berjalan keluar dari bar, Tuesday ditangkap petugas bureau. Pelacaknya juga dimatikan. Tuesday dibawa ke kantor bureau dan diinterogasi oleh Dr. Cayman. Rupanya Dr. Cayman telah mengetahui bahwa Karen Settman adalah wanita kembar tujuh.

 Para saudari yang tersisa pun diburu oleh petugas burreau. Thursday memimpin saudari – saudarinya untuk melawan orang – orang tersebut, sembari mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Satu demi satu saudarinya meninggal, hingga hanya tersisa beberapa dari mereka. Situasi semakin pelik ketika Adrian, seorang petugas burreau yang bekerja di gerbang inspeksi datang mencari Karen Settman, yang ternyata kekasih salah satu dari si kembar. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi pada Monday? Siapa yang membocorkan rahasia Settman bersaudari?

Film bergenre action ini sangat seru bagi saya. Tidak ada sesi bosan dalam mengikuti jalan ceritanya. Layer demi layer cerita yang terbuka dalam setiap menit di film ini membuat saya tidak beranjak sama sekali. Saya sangat menyukai ide ceritanya. Certia bergaya dystopian semacam ini memang sedang marak diangkat menjadi film (contohnya: The Hunger Games, The Maze Runner dll.). Aktris yang memerankan ketujuh saudari kembar tersebut, Noomi Rapace, juga patut mendapat apresiasi karena mampu berakting sebagai tujuh orang yang berbeda karakter. 7,5/10 saya berikan untuk film ini.

Menurut anda, seperti di film ini, akankah dunia mengalami overpopulasi di masa depan seperti di film ini? Lantas, kira – kira apa solusi terbaik untuk masalah kependudukan semacam ini? Selamat menonton.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Gifted (2017)

The Haunting of Hill House (2018)