The Greatest Showman: Meraih Mimpi dan Memberi Arti
"...So tell me do you wanna go? Where
it's covered with all the colored lights.
Where the runaways are running the nights.
Impossible comes true. It's taking over
you. Oh! This is the greatest show!"
Kira - kira begitulah cuplikan lagu pembuka
film musikal yang tiga hari lalu saya tonton. Judulnya "The Greatest
Showman". Saya mendapat rekomendasi film ini dari Branch Coordinator (BC)
kantor saya. Bu BC sangat suka dengan film ini dan beliau sudah nonton
berkali-kali serta hafal hampir semua soundtracknya. Di kantor, beliau
sering memutar soundtrack-soundtrack film ini sembari mempersiapkan lesson
plan. "Nonton ini Miss, bagus," kata beliau pada saya dan
teman-teman.
The Greatest Showman bercerita tentang
perjalanan hidup P.T. (Phineas Taylor) Barnum yang diperankan oleh Hugh
Jackman, seorang pemimpin pementasan dan sirkus atau biasa disebut
"Showman". Pentas - pentas Barnum sangat terkenal dan digemari
penduduk US pada saat itu. Namun, seperti kebanyakan orang sukses, Barnum
memulai semuanya dari nol. Sebelum menjadi Showman yang sukses, Barnum adalah
seorang anak penjahit miskin. Barnum kecil dan ayahnya berkeliling dan
membuatkan pakaian untuk orang - orang kaya.
Suatu hari, Barnum kecil bertemu Charity
Hallett (Michelle Williams), putri keluarga kaya yang kelak menjadi istrinya.
Mereka berteman dan berkirim surat untuk saling mengabari karena Charity masuk
ke sekolah asrama. Walaupun hubungan mereka ditentang ayah Charity, Barnum
tetap berjuang demi hidup bahagia bersama Charity. Mereka menikah dan mempunyai
dua orang putri, Caroline dan Helen serta hidup disebuah rumah kecil di New
York .
Perusahaan tempat Barnum bekerja saat itu
bangkrut karena kapal dagang mereka tenggelam. Barnum dengan berat hati
memberitahu istrinya bahwa ia kehilangan pekerjaan. Namun sang istri terus
membesarkan hati suaminya dan berkata bahwa asalkan ia bersama Barnum dan kedua
putrinya, ia sudah cukup bahagia (aww...).
Namun Barnum tetap ingin memberikan
kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Iapun kemudian membangun sebuah
museum yang menampilkan replika hewan-hewan. Bersama sang istri dan
putri-putrinya, Barnum berusaha mempromosikan museumnya. Namun, tidak ada yang
tertarik. Salah satu putrinya berkata bahwa tempat itu kurang hidup dan nyata.
Barnum pun mendapat ide untuk menampilkan manusia - manusia unik dan bertalenta
di tempat tersebut. Ia pun memasang iklan untuk mengaudisi orang-orang
tersebut. Barnum juga mencari sendiri orang-orang yang dia inginkan untuk tampil
di shownya. Ada Tom Thumb, seorang pria bertubuh kecil, The Bearded Lady,
seorang wanita berjenggot yang suaranya sangat merdu, ada Wheeler bersaudara
yang bermain akrobat, dan banyak lagi. Barnum membuat orang - orang yang
dianggap aneh oleh lingkungan mereka menjadi bintang. Pentasnya sangat ramai
dan pengunjung yang datang tampak lebih bahagia ketika pulang. Barnum pun
menjadi terkenal dan pindah ke rumah besar bersama keluarganya. Barnum mulai
dihormati orang-orang dan sering diundang ke pesta-pesta mewah.
Di sebuah pesta, Barnum bertemu Phillip
Carlyle (Zac Efron), seorang penulis drama muda yang kurang terkenal dan
berasal dari keluarga kaya. Barnum membujuknya untuk bergabung dan membantu
membesarkan pentasnya. Awalnya Carlyle menolak, namun Barnum berhasil
membujuknya dan memperlihatkan pentasnya kepada Carlyle. Carlyle bertemu dengan
Anne Wheeler (Zendaya) yang sedang bermain akrobat dan terpesona. Mereka pun
menjadi dekat.
Seorang kritikus seni menulis sebuah ulasan
buruk tentang pentas Barnum. Ia menganggap Barnum menipu penonton dan isi
pentas Barnum hanya kebohongan belaka. Barnum tampak tidak ambil pusing, karena
pengunjung pentasnya bahagia dan tetap ramai. Namun ada sekelompok orang yang
membenci dan terang-terangan ingin memboikot pentas Barnum.
Ketika Barnum dan kawan - kawan diundang
oleh Ratu Victoria ke Inggris, ia bertemu seorang penyanyi opera bernama Jenny
Lind. Barnum dengan dibantu Carlyle menawari Jenny Lind untuk bergabung dengan
pentas mereka. Alasannya adalah karena Barnum ingin menampilkan sesuatu yang
nyata di pentasnya, tidak bohongan seperti kata orang - orang. Dengan suaranya
yang luar biasa merdu, Jenny Lind segera menjadi terkenal di Amerika. Barnum
pun mengajaknya untuk tur keliling Amerika. Ia menyerahkan tanggung jawab
pentasnya kepada Carlyle. Keluarganya keberatan saat Barnum dan Jenny
Lind berangkat tur.
Sementara itu, Carlyle dan Anne yang
semakin dekat juga menghadapi masalah, karena Anne adalah seorang gadis kulit
hitam dan saat itu orang kulit hitam masih dianggap lebih rendah kelasnya
dibanding orang kulit putih. Tanpa sengaja bertemu dengan orang tua Carlyle
saat menonton opera dengan Anne, mereka menghina Anne. Anne yang tersinggung
pergi meninggalkan Carlyle. Carlyle ingin memperjuangkan hubungan mereka namun
Anne berkata mereka tidak akan pernah bisa bersatu.
Jenny Lind ternyata menaruh hati kepada
Barnum, namun tentu saja Barnum menolaknya. Jenny yang patah hati akhirnya
berhenti dari tur Barnum. Setelah pentas terakhirnya, Jenny mencium Barnum
ditengah sorotan kamera dan foto mereka dimuat di koran - koran.
Barnum pun pulang kembali ke New York dan
mendapati gedung pentasnya terbakar. Saat evakuasi,
Carlyle yang tidak dapat
menemukan Anne masuk kembali ke gedung tersebut untuk mencarinya. Namun Anne
keluar tak lama kemudian. Barnum pun masuk ke gedung dan berhasil membawa
keluar Carlyle yang terluka parah. Anne menangis sambil menunggui Carlyle yang
tak sadarkan diri. Ia kini tahu bahwa Philip Carlyle benar - benar
mencintainya.
Barnum merugi besar dan tiba-tiba bangkrut
akibat kebakaran besa tersebut. Charity kembali ke rumah orang tuanya bersama
Caroline dan Helen, karena rumah mereka disita dan ia mendengar rumor tentang
Barnum dan Jenny Lind.
Barnum yang bingung harus berbuat apa,
mendapat dukungan dari kawan - kawannya dan Carlyle pun membantunya membuka
kembali pentasnya, kali ini di tanah terbuka dan menggunakan tenda - tenda. Ia
menjemput istri dan anak -anaknya dan mereka kembali bersama.
Di akhir cerita, Barnum menyerahkan pentas
sepenuhnya kepada Carlyle, karena ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya
dan melihat putri - putrinya tumbuh besar.
P.T. Barnum sendiri adalah seorang tokoh
nyata. Ia memang seorang Showman yang menampilkan berbagai hal menarik pada
masanya. Mungkin pertunjukan Barnum adalah awal mula maraknya sirkus dan
"Freak Show". Walau diangkat dari kisah nyata, The Greatest Showman
bukan sebuah biografi, karena setelah saya membaca kisah asli P.T. Barnum, film
ini hanya mengangkat sekitar 35-40% fakta tentang kisah P.T Barnum dan diberi
unsur dramatis.
Menurut saya, cerita film ini bagus tetapi
pada pertengahan mulai bisa ditebak. Terutama saat Jenny Lind muncul. Mulai
terasa bahwa ia akan menimbulkan masalah dan pada suatu titik Barnum akan
mengalami kejatuhan. Yang saya suka dari kisah film ini adalah kegigihan Barnum
dalam meraih mimpinya dengan dukungan orang tersayang dan kebaikan hatinya
dalam merangkul orang - orang yang dikucilkan oleh lingkungan dan membuat mereka
merasa bahwa dirinya berarti.
Bagi saya, yang menjadi kekuatan film ini
adalah koreografi, teknik kamera dan sountracknya. Tarian indah dan gerakan -
gerakan mantap yang ditampilkan begitu memukau dan membuat penonton sulit
memalingkan pandangan. Hal ini juga didukung dengan gerakan dan perpindahan
kamera yang mulus tetapi mantap. Selain itu, melihat Hugh Jackman yang biasa
tampil serius dan tampak kekar sebagai Wolverine di film - film X-Men, menari
dengan luwesnya dan menyanyi dengan asyik sungguh menarik. Hugh juga tampak
ekspresif di film ini.
Lagu - lagu di film ini juga terdengar
catchy dan menarik. Para pencipta lagu memadukan unsur orkestral dan pop dalam
lagu - lagunya. Favorit saya adalah "The Greatest Show" dan "A
Million Dreams". Lagu - lagu yang lain juga bagus dan menarik perhatian
penonton film ini, seperti "This is Me" yang dinyanyikan sangat indah
oleh Keala Settle (The Bearded Lady), "Never Enough" yang merupakan
lagu opera dipadu dengan pop ballad, dan "Rewrite the Stars", lagu
duet Zac Efron dan Zendaya, yang ditampilkan dengan adegan trapeze akrobatik.
Film ini inspiratif dan recommended jika anda senang dengan film musikal dan
mencari sejenis film keluarga yang ringan dan seru.
Nova, aku ini orang yang ga begitu suka nonton film. Jadi, setiap kali aku baca tulisan review mu tentang film, aku selalu bertanya-tanya, kok bisa ya anak ini setelaten ini melihat film dan bisa detail menggambarkannya? Aku mungkin harus belajar dari kamu bagaimana bisa mencintai sebuah kegiatan menonton film.
BalasHapusPassionku emang di musik dan film mbak hehe.. I love what I love and I hope I can do right by them 😊 thanks mbak udah mampir 😊
HapusHmmm.. Sinopsis nya jatuh kepada The Greatest Showman.. 😊😊😊
BalasHapusSaya suka film dan sulit mencari film yang membuat saya greget...
Film ini bagus..
Mendorong kembali kita untuk terus berjuang meraih mimpi..
Yuk,, raih mimpi sama sama.. 😇😇😇
Iya Miss 😊 yuk kita kejar mimpi 😊 thanks for dropping by Miss Nifa 😊
HapusHmmm.. Sinopsis nya jatuh kepada The Greatest Showman.. 😊😊😊
BalasHapusSaya suka film dan sulit mencari film yang membuat saya greget...
Film ini bagus..
Mendorong kembali kita untuk terus berjuang meraih mimpi..
Yuk,, raih mimpi sama sama.. 😇😇😇
Mantab nov... Aku udah lama gak apdet film lagi semenjak lulus kuliah... But thanks God, kamu nulis riviu film2 bagus... Dan riviumu juga yahud... Jadi at least serasa nonton film hehe
BalasHapusFilm emang hiburanku sih Man, setelah seharian kerja.. sambil istirahat, sambil nonton.. mau keluar2 malem2 udah capek juga, jadi nonton aja dikosan :D
Hapus