Review: To All the Boys I've Loved Before (2018)

Source: Google
Pernah menulis surat cinta? Atau mungkin mengirimkan surat cinta kepada orang yang disukai? Wahh sungguh pemberani!  :) Namun apa jadinya bila surat cinta rahasia kita (yang tidak pernah ada niatan untuk dikirim) tiba -  tiba sampai dan dibaca oleh orang yang dituju? Bencana!  Tapi tidak sepenuhnya bencana bagi gadis enam belas tahun bernama Lara Jean,  karakter utama film yang akan saya review kali ini: To All the Boys I've Loved Before.

Film original dari situs streaming online Netflix ini baru saja tayang kurang dari sebulan yang lalu,  dan langsung menjadi hits.  Film yang diadaptasi dari novel best-seller karya Jenny Han ini dibanjiri tanggapan positif dari banyak pihak mengenai berbagai  aspek.

Lara Jean Song-Covey (Lana Condor) adalah gadis blasteran Korea-Amerika yang tinggal bersama ayah,  kakaknya,  Margot dan adiknya,  Kitty.  Lara Jean sangat senang membaca novel romantis dan biasa menghabiskan akhir pekannya dengan melahap habis novel - novel favoritnya.  Lara Jean juga suka membayangkan bahwa ia bagian dari novel -  novel tersebut.

Si anak tengah ini,  setiap sedang jatuh cinta,  senang menulis surat.  Ia mencurahkan segala perasaannya kedalam surat -  surat tersebut. Ada lima buah surat yang sudah ia tulis: untuk Mike,  yang ditemuinya di semacam perkemahan ; Lucas, yang ditemuinya saat prom night ; Peter Kavinsky (Noah Centineo) temannya sejak SMP; John Ambrose,  temannya ketika mengikuti Model UN; dan Josh,  sahabatnya sejak kecil yang sudah dua tahun menjadi pacar Margot.

Walau Lara Jean selalu membubuhkan alamat pada setiap suratnya, ia tidak pernah mengirimkan surat -  surat tersebut.  Ia hanya menyimpannya di sebuah kotak bundar pemberian mendiang ibunya,  dan membacanya sesekali. Surat -  surat tersebut merupakan pengingat bagaimana dalamnya perasaan Lara Jean ketika sedang jatuh cinta.

Suatu hari,  salah satu dari 5 lelaki yang dikiriminya surat,  Peter Kavinsky,  mendatanginya sambil membawa surat Lara Jean. Disitulah ia menyadari bahwa surat -  suratnya telah dikirim seseorang. Lara Jean mengalami konflik batin. Apalagi Josh (yang sedang break dengan Margot karena Margot akan memulai kuliahnya di Irlandia) juga menerima suratnya. Ia pun setuju dengan Peter untuk pura - pura berpacaran dengannya,  sambil menghindari Josh. Mereka membuat perjanjian diatas kertas (lucu ya!).

Lara Jean dan Peter Kavinsky, source: Google

Hubungan Lara Jean dan Peter yang semula hanya dijalani pura -  pura,  mulai terasa nyaman dan seperti sungguhan.  Dua siswa sekolah menengah atas itu mulai terbuka dan memiliki perasaan satu sama lain. Peter yang semula pura - pura berpacaran dengan Lara Jean untuk membuat mantannya,  Gen,  cemburu,  mulai menyukai Lara Jean sungguhan. Peter menyukai kesederhanaan dan kepolosan Lara Jean.  Sementara Lara Jean menyukai pembawaan Peter yang menyenangkan dan gentleman. Di saat yang sama, Peter berhasil mendekat kembali kepada Gen,  walau mantan pacarnya itu telah berkencan dengan seorang mahasiswa. Lara Jean pun mulai merasakan percik api cemburu ketika melihat Peter dekat kembali dengan Gen.

Konflik kian memanas saat Gen berusaha menjauhkan Lara Jean dari Peter. Benarkah itu yang diinginkan Peter, kembali kepada Gen? Bagaimana dengan Lara Jean,  yang mulai mundur teratur karena tahu diri akan hubungannya dengan Peter yang sesungguhnya?

Film ini sukses menggiring saya menonton hingga akhir. Sebetulnya genre percintaan remaja sudah tidak terlalu menarik bagi saya.  Tetapi ada keunikan tersendiri yang disajikan film produksi Netflix ini. Pertama, dialog - dialog serta akting para pemain yang natural dan sesuai usianya yang 16-17 tahun. Saya tertarik dengan akting Lana Condor di film ini.  Ia berhasil memainkan karakter gadis 16 tahun yang polos dan masih imut-imut. Ekspresi Lara Jean yang lucu dan beragam menambah keunikan film ini. Akting Noah Centineo juga patut diacungi jempol. Ia sukses memerankan Peter Kavinsky yang tampak seperti cowok populer yang agak badung, tetapi a big softy inside. Akting para pemain lain juga para pemain lain juga pas dan tidak terlalu dibuat - buat.

Kedua,  ceritanya yang cukup kompleks namun dibungkus dengan kesederhanaan dan keakuratan dengan dunia nyata. Kisah Lara Jean mendalam namun simple. Tidak berat untuk diikuti namun membekas di hati.

Oh iya,  ada kemunculan minuman kesukaan kita loh di film ini. Penasaran? Tonton sendiri ehe ;D

Jika mencari kisah remaja yang manis namun tidak penuh drama menye-menye atau sekedar ingin nostalgia dengan cerita cinta SMA (ciyee),  To All The Boys I've Loved Before bisa dimasukkan kedalam daftar tontonan. Happy watching!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Gifted (2017)

What Happened to Monday? (2017) - Synopsis and Review

The Haunting of Hill House (2018)