The Sheep Lady

Siapa sih yang tidak punya hobi? Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu hobi. Mulai dari yang sederhana seperti membaca sampai yang rumit dan mengeluarkan banyak uang, seperti mengoleksi action figure. Kalau ada orang yang mempunyai hobi tidak biasa, teman-temanya kadang heran. Tapi si pemilik hobi cuek saja, "Yah... namanya juga hobi."

Itulah yang dialami oleh mama saya.  Bisa menebak apa hobi beliau? Yup,  beternak domba. Beliau dan almarhum Papa suka beternak domba. Menurut beliau, domba itu lucu dan berkarakter. Dua mata bulat berwarna coklat,  telinga agak panjang yang kadang menjuntai kebawah dan kadang tegak,  moncong yang cukup besar dan hidung merah jambu yang kadang bertotol hitam. Bulu-bulu empuk seputih salju (kalau tidak kotor) dan suara embikan yang menggemaskan,  membuat beliau betah berlama-lama angon*.

Biasanya Mama dan Papa memelihara satu pejantan dewasa dan beberapa betina.  Anak-anak domba yang dilahirkan dari pejantan dan betina-betina tersebut biasanya berjumlah satu sampai tiga ekor. Saya senang sekali kalau ada bayi domba.  Mereka sangat imut. Dalam kurun waktu satu hingga dua jam setelah lahir,  mereka bisa langsung berdiri. Itulah yang membuat saya takjub. Bulunya masih putih bersih.  Bahkan kami pernah memiliki bayi domba yang bulunya putih berkilau dengan gradasi pink.  Cantik sekali.  Lucunya lagi,  suara embikan bayi domba yang baru lahir kadang terdengar seperti tangis bayi. Ketika berusia satu bulan,  bayi bayi domba tersebut sudah bisa berlarian kesana kemari.  Kadang bahkan melompat-lompat seperti kijang. Lucu bukan?

Mengenai karakter, memang setiap domba punya karakter masing-masing.  Kami pernah punya tiga anak domba yang memiliki karakter berbeda-beda. Dua betina dan satu jantan.  Yang jantan ini kami beri nama Pontus. Karena yang lahir tiga ekor, ibu domba kewalahan menyusui anak-anaknya.  Kami pun membantu menambahkan susu kambing yang kami beli literan dari pusat pengembangan pertanian tidak jauh dari rumah.  Susu tersebut kami berikan dengan botol bayi dengan ujung dot untuk newborn baby, yang paling kecil.  Pontus adalah kambing jantan yang termasuk rakus. Dia yang paling kencang larinya ketika saya panggil untuk minum susu.  Saya tinggal mengacungkan botol bayi berisi susu,  dan Pontus beserta adik-adiknya akan berlarian menuju kearah saya. Karena saya sering membawa botol susunya,  Pontus senang berada didekat saya.  Beranjak besar botol susu Pontus tidak lagi berisi susu,  tetapi air garam. Para domba suka air garam. Dan Pontus tetap menyedot air garam dalam botol dengan rakusnya. Kadang domba yang satu ini agak menyebalkan.  Karena ayahnya bertanduk besar,  Pontus juga memiliki tanduk,  walau belum sebesar ayahnya,  waktu itu.  Begitu tanduknya mulai tumbuh dan keras,  Pontus sering mengikuti saya berjalan ke warung kemudian menyeruduk saya dari belakang (dan itu sakit -__-). Kalau saya menoleh,  dia akan berhenti berjalan.  Saya mengkode dia untuk pulang. Dia seakan berbalik untuk pulang,  tapi ketika saya berjalan lagi, paha saya disruduknya.

Kebetulan rumah kami dekat area hutan kecil. Tanah yang masih dominan persawahan. Jadi masih banyak rerumputan yang bisa dimakan domba-domba. Sepulang mengajar,  mama biasanya mengeluarkan domba-dombanya dan diikat dengan tali yang cukup panjang di area yang banyak rumputnya (kalau tidak diikat,  nanti mereka berkelana kesana kemari,  susah mencarinya). Beliau kemudian mengajar les beberapa muridnya kemudian pulang pukul tiga sore. Saat itulah Mama menyusul 'anak-anaknya'.  Menunggui para domba saat makan rumput hingga adzan maghrib. Kadang mama membabati rerumputan disekitar situ,  untuk 'camilan' para domba di malam hari.

Saya yang tinggal jauh dari Mama,  karena bekerja di kota lain,  kadang khawatir beliau kelelahan.

"Mama nggak capek angon tiap hari?"

"Nggak. Ini refreshing nya Mama."

Bagi beliau,  mengurus domba-domba adalah cara relaksasi dan hobi. Yahh, saya bisa bilang apa? Hehe


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Gifted (2017)

What Happened to Monday? (2017) - Synopsis and Review

The Haunting of Hill House (2018)